top of page
Search
ronnygee2994oa

Contoh Makalah Pengelolaan Lingkungan Belajar yang Efektif dan Menyenangkan



Sesungguhnya siapakah yang bertanggung jawab akan penyediaan dan pengelolaan lingkungan belajar bagi anak? Terlepas dari siapapun itu yang menyediakan ataupun mengelola yang jelas dan sudah pasti guru menjadi ujung tombak dalam penyediaan lingkungan belajar yang kondusif. Guru merupakan individu yang banyak terlibat dalam setiap kegiatan anak pada saat mereka belajar di sekolah. Keterampilan guru dalam meneyediakan lingkungan belajar akan berpengaruh terhadap kegiatan anak di dalam lingkungan belajar tersebut, baik dalam interaksi, eksplorasi, eksperimen maupun melakukan berbagai kegiatan kreatif lainnya.




Contoh Makalah Pengelolaan Lingkungan Belajar




Menurut Kollough (1996) dalam Rusnidal (2005:52) mengungkapkan bahwa ada sejumlah hal yang berkaitan dengan anak yang harus dipertimbangkan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif diantaranya:


Lingkungan berperan dalam pemerolehan informasi sebagai sumberbelajar anak. Semakin bertambah usia anak, maka anak akan mengalamikematangan fungsi fisik dan psikis. Kematangan kedua hal tersebutmerupakan bentuk kesiapan anak untuk merespon segala rangsangan yangdiberikan lingkungannya. Banyak jenis lembaga pendidikan anak usia diniyang menawarkan berbagai suasana lingkungan belajar anak yang mampumendorong efektifitas kegiatan belajar mengajar anak.


Pada proses belajar mengajar pengelolaan lingkungan belajarmempunyai tujuan secara umum yaitu menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektualdikelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa untuk belajar danbekerja dan mengembangkan sikap apresiasi pada siswa.


Menurut Suharsimi Arikunto, pengelolaan adalah pengadministrasian,pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Adapun lingkungan belajar adalahsuatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananyaproses belajar mengajar atau pendidikan. Tanpa adanya lingkungan,pendidikan tidak dapat berlangsung. Sedangkan indoor, berasal dari bahasaInggris, yang berarti di dalam gedung.


Dun & Dun menyebutkan bahwa, kondisi belajar atau lingkunganbelajar dapat mempengaruhi konsentrasi dan penerimaan informsi bagi siswa,jadi lingkungan belajar adalah lingkungan alami yang diciptakan oleh guruatau orang lain yang bisa menambah konsentrasi siswa dan pengetahuansiswa secara efisien.


Sesuai dengan karakteristiknya, masa usia dini disebut masa peka.Pada masa ini anak sangat sensitif atau sangat peka terhadap sesuatu disekitarnya sehingga pada masa ini merupakan saat yang paling tepat bagianak untuk menerima respons atau rangsangan yang diberikan olehlingkungannya. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yangmenyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapat perhatian dan perludiciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan objek- objek sesuai dengankebutuhan dan perkembangan anak. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan yangmatang. Ketepatan lingkungan belajar secara langsung maupun tidaklangsung akan sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang akandicapai anak.


Lingkungan belajar indoor adalah lingkungan belajar yang memangsudah disediakan oleh manajemen sekolahan agar digunakan untuk parasiswanya sebagai sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada didalamsekolahan tersebut. Lingkungan belajar ini bisa berupa perpustakaan,laboratorium, auditorium dan utamanya adalah ruang kelas.


Disiplin kolektif ketiga yang menjadi perhatian Peter Senge adalah pembentukan mental (mental models), sebuah disiplin yang ingin menekankan sikap pengembangan kepekaan dan persepsi, baik dalam diri sendiri atau orang sekitarnya. Bekerja dengan membentuk mental ini dapat membantu kita untuk lebih jelas dan jujur dalam memandang kenyataan terkini. Karena pembentukan mental dalam pendidikan sering kali tidak dapat didiskusikan, dan tersembunyi, makakritik yang harus diperhatikan oleh sekolah yang belajar adalah bagaimana kita mampu mengembangkan kapasitas untuk berbicara secara produktif dan aman tentang hal-hal yang berbahaya dan tidak nyaman. Selain itu, pengelola sekolah juga harus senantiasa aktif memikirkan asumsi-asumsi tentang apa yang terjadi dalam kelas, tingkat perkembangan siswa, dan lingkungan rumah siswa.


Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting.


Di sini jelas bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.


Disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar di kelas. Pengelolaan kelas sangat berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada.


Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Suharsimi Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisian.


Jadi, pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kemudian, dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien serta agar setiap guru mampu menguasai kelas dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dengan menyesuaikan permasalahan yang ada, sehingga tercipta suasana yang kondusif, efektif dan efisien.


Pendekatan yang primisif dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan pengajar yang memaksimalkan kebebasan pembelajar untuk melakukan sesuatu. Sehingga pembelajar bila kebebasan ini dihalangi dapat menghambat perkembangan pembelajar. Berbagai bentuk pendekatan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas ini banyak menyerahkan segala inisiatif dan tindakan pada diri pembelajar:


Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:


Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran di dalam kelas banyak macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT.


Peran guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:


Dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan mutlak bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif pula. Maka dari itu pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran.


Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air. 2ff7e9595c


0 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


!
Widget Didn’t Load
Check your internet and refresh this page.
If that doesn’t work, contact us.
bottom of page